Penyebab tumor mammae belum diketahui
pada semua spesies kecuali pada mencit, dimana oncornavirus adalah
kausatif pada strain hasil inbreeding. Hormon berperan penting dalam
proses hiperplasia dan neoplasia jaringan mammae, namun belum
diketahui mekanisme pastinya. Reseptor estrogen atau progesteron
(atau keduanya) dilaporkan berada pada sel tumor mamme pada hewan;
hal ini dapat mempengaruhi patogenesis neoplasia mammae yang
diinduksi tumor seperti respon terhadap terapi hormonal.
Hingga hari ini, penelitian mengenai
gen suppressor tumor dan onkogen belum begitu membantu pada tataran
klinis. Dari sudut pandang praktis, semua tumor mammae seharusnya
dianggap sebagai kemungkinan malignan terlepas dari ukuran dan jumlah
kelenjar yang terlibat. Persebaran karsinoma mammae baik pada anjing
maupun kucing utamanya adalah pada nodus limfatikus regional dan
paru-paru. Pada anjing, 5-10% karsinoma mammae dapat menyebabkan
metastasis skeletal, terutama pada tulang aksialis, tapi juga bisa
terjadi pada tulang panjang.
Tumor Mammae pada Anjing
Lebih dari 50% tumor mammae pada anjing
adalah tumor campuran benigna, hanya sedikit yang merupakan tumor
campuran malignan. Pada tumor malignan, komponen epitthelial atau
mesenkhimal, atau kombinasinya, dapat menghasilkan metastasis. Secara
histologis, tumor kelenjar mammae anjing diklasifikasikan oleh World
Health Organization sebagai karsinoma (dengan 6 tipe dan subtipe
tambahan), sarkoma (4 tipe), karsinosarkoma (tumor mammae campuran),
atau adenoma benigna. Skema klasifikasi ini didasarkan pada tingkat
perluasan tumor, keterlibatan nodus limfatikus, dan adanya lesi
metastasis (TNM system); termasuk juga tumor yang tidak
terklasifikasi dan displasia benigna yang nyata.
Penyebab dan Faktor Resiko
Tumor mammae lebih umum pada anjing
betina baik itu yang tidak disteril atau yang disteril setelah umur 2
tahun. Resiko seekor anjing untuk mengalami tumor adalah 0.5% jika
disteril sebelum estrus pertama (kurang lebih umur 6 bulan), 8%
setelah estrus pertama, dan 26% setelah estrus kedua. Sterilisasi
tidak memberikan efek protektif untuk melawan perkembangan tumor
mammae setelah umur 2 tahun.
Kejadian dan Prevalensi
Lebih dari seperempat anjing betina
yang tidak disteril akan mengalami tumor mammae selama masa hidupnya.
Resiko ini jauh lebih rendah untuk anjing betina yang disteril. Pada
anjing betina, 50% tumor mammae adalah benigna dan 50% adalah
maligna. Namun, sedikit tumor mammae maligna yang bersifat fatal.
Metode Diagnosis
Tumor mammae biasanya diindikasi saat
terdeteksi massa selama pemeriksaan fisik. Lama waktu dimana massa
sudah berada di situ biasanya tidak diketahui, namun tingkat
pertumbuhan bisa saja berguna dalam menentukan prognosis. Palpasi
nodus limfatikus regional dapat membantu menentukan persebaran.
Radiografi thorak, utamanya 3 pandangan (satu ventral-dorsal dan 2
lateral), harus dilakukan untuk mendeteksi metastasis pulmonum.
Aspirasi dengan jarum kecil dapat membedakan antara keradangan dan
lesi neoplastik namun dapat menyebabkan kesimpulan yang salah dan
menunda pembedahan. Diagnosis ditentukan dengan histopatologi dan
diagnosis ini penting dalam menentukan penanganan dan prognosis.
Penanganan dan Prognosis
Tumor mammae ditangani dengan
pembedahan, meskipun tidak ada konsensus bahwa bedah ada prosedur
yang terbaik. Pengambilan tumor saja (lumpectomy), mastectomy
sederhana (pengambilan kelenjar yang terinfeksi saja), modified
radical mastectomy (pengambilan kelenjar yang terinfeksi dan kelenjar
yang membagi saluran limfatik dan nodus limfatikus yang terkait), dan
radical mastectomy (pengambilan seluruh rantai mammae dan nodus
limfatikus terkait), semua memiliki keunggulan. Pada anjing, lebih
banyak prosedur yang terlibat belum memperlama waktu hidup jika
dibandingkan dengan yang lain, dan keuntungan prosedur yang lebih
sederhana sudah jelas.
Teorinya, penggunaan obat antikanker
untuk membunuh penyakit mikrometastatik (kemoterapi adjuvan)
merupakan pertimbangan yang beralasan. Namun, kemoterapi belum
terbukti sebagai pengobatan yang efektif untuk tumor mammae pada
anjing. Kesulitan untuk mengevaluasi respon terhadap kemoterapi
adjuvan berhubungan dengan fakta bahwa hanya sekitar separo tumor
mammae anjing yang didiagnosis sebagai malignan pada pemeriksaan
histopatologi benar-benar menunjukkan perilaku seperti tersebut.
Prognosisnya didasarkan pada banyak
faktor. Kebanyakan tumor mammae pada anjing yang menyebabkan kematian
demikian juga dalam waktu 1 tahun. Sarkoma berhubungan dengan waktu
hidup yang lebih pendek daripada karsinoma. Faktor lain, termasuk
ukuran tumor, keterlibatan nodus limfatikus, dan differensiasi inti,
juga mempengaruhi prognosis.
Sumber :
American College of Veterinary Surgeons. http://www.acvs.org
The Merck Veterinary Manual.
http://www.merckvetmanual.com
Sumber Gambar :
http://pio.uad.ac.id/wp-content/uploads/2011/09/macam-kanker.jpg