Kesehatan Hewan untuk Kesejahteraan Manusia

Menjamin kesehatan hewan berarti menjamin kesehatan manusia secara tidak langsung, karena manusia dan hewan adalah dua makhluk yang tak pernah terpisahkan dan saling membutuhkan sejak dahulu kala, kini maupun esok.

Search in This Blog

Jumat, 11 November 2011

Anthrax : Penyakit yang Sangat Menular

Bacillus anthracis
Penyakit anthrax umum disebut sebagai radang limpa, karena hewan yang terserang penyakit ini memiliki gejala patognomonik berupa keradangan pada limpa. Penyakit anthrax bersifat zoonosis, hal ini yang membuat penyakit ini menjadi penyakit strategis. Hampir semua jenis ternak (sapi, kerbau, kuda, babi, kambing dan domba) dapat terinfeksi bakteri anthrax.
Penyakit anthrax disebabkan oleh Bacillus anthracis. Bakteri ini diberantas karena merupakan Soil Bomed Disease (”penyakit dari tanah”). Bacillus anthracis yang berbentuk persegi panjang berderet (bila dilihat dengan mikroskop) seperti gandengan kereta api ini dapat membentuk spora dan dapat hidup berpuluh-­puluh tahun di dalam tanah. Di dalam tubuh penderita, Bacillus anthracis terdapat di dalam darah dan organ-organ dalam terutama limpa. Bakteri ini mudah sekali membentuk spora yang cahan kekeringan dan mumpu hidup lama di tanah yang basah, lembab atau di daerah yang sering tergenang air. Itu sebabnya, ternak yang mati karena anthrax dilarang diseksi (bedah mayat) atau dipotong untuk menghindari Bacillus anthracis berubah menjadi spora dan tersebar ke mana-mana oleh angin, air, serangga dan mencemari tanah. Sekali tanah tercemar spora, maka spora di tanah tersebut sangat berbahaya dan suatu saat dapat menyebabkan penyakitnya muncul kembali. Namun, Bacillus anthracis tidak begitu tahan terhadap suhu tinggi (thermolabil) dan sensitif bermacam desinfektan.

Penularan
Bacillus anthracis tidak menular langsung dari hewan satu ke hewan lain, tapi biasanya masuk ke dalam tubuh hewan bersama makanan, alat kandang atau dari tanah (rumput). Infeksi dari tanah inilah yang dianggap paling penting dan berbahaya, karena biasanya dalam bentul spora.
Spora ini akan tumbuh dan berbiak dalam jaringan tubuh dan menyebar ke seluruh tubuh mengikuti aliran darah. Ternak penderita penyakit anthrax dapat menulari ternak lain, melalui cairan (eksudat) yang keluar dari tubuhnya. Cairan ini kemudian mencemari tanah sekelilingnya dan dapat menjadi sumber untuk munculnya kembali wabah di masa berikutnya. Cara penularan lain, bila ternak penderita sampai dipotong/bedah atau kalau sudah mati sempat termakan burung liar pemakan bangkai, sehingga sporanya dapat mencemari tanah sekitarnya, serta menjadi sulit untuk menghilangkannya.

Gejala
Pada ternak, berdasarkan proses kejadiannya, ada 3 bentuk penyakit anthrax :
·         Per akut
Proses penyakit sangat cepat dan mendadak, serta segera terjadi kematian akibat pendarahan otak. Gejala penyakit anthrax bentuk per akut berupa sesak napas, gemetar, kemudian ternak roboh dan mati. Namun, kadang ternak mati sebelum nampak tanda-tanda. Dan kerap kali diagnosa ditentukan setelah mati, yaitu terjadi pembesaran limpa membengkak 2-4 kali dari ukuran normal.

·         Akut
Gejala awal adalah demam, gelisah, depresi, sukar bernapas, detak jantung cepat (tachicardic) tetapi lemah, kejang dan ternak segera mati, dengan dibarengi keluar cairan berdarah dari lubang ataupun mulut.
Selama penyakitnya berlangsung, demamnya dapat mencapai 41-42 °C, produksi susu menurun drastis. Pada ternak bunting mungkin terjadi keguguran sebelum mati.

·         Kronis
Umumnya terdapat pada babi, tetapi kadang-kadang terjadi juga pada jenis ternak lain.Gejalanya ditandai dengan adanya lepuh-Iepuh lokal yang terbatas pada lidah dan tenggorokan, serta leher bengkak.

Gambar : http://textbookofbacteriology.net/B.anthracis1.jpeg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar